Selasa, 09 Oktober 2012

A Thousand Words (2012)

Ini adalah film komedi yang baru saja saya lihat, dan setelah browsing di internet baru tau deh kalo ternyata film ini tidak diapprove di bioskop dan langsung diproduksi di DVD. Film ini dibintangi oleh Eddie Murphy yang kocak, rame dan komikal. Dan itulah salah satu alasan film ini tidak diapprove di bioskop : karena Eddie Murphy-nya ga boleh rame. Ini jadi kekecewaan penonton karena mereka tidak bisa mendengar ocehan Eddie Murphy yang lucu. 
Alasan mengapa Eddie Murphy ga bisa rame adalah : karena dia cuma punya 1000 kata untuk diucapkan!
Ha! What will you do if you have a thousand words left to say before you die?

Film ini diawali dengan rutinitas khas New York, and ini sebenernya yang paling khas dari Hollywood yang selalu bikin kangen. Jack McCall (Eddie Murphy) adalah seorang editor yang rame. Dia selalu rame di manapun : di depan psikiaternya, di Starbuck, di kantor, di rumah, di depan bos, dan di depan klien. Jack hanya terdiam saat ia berada di depan ibunya yang sudah mulai pikun dan mengira Jack adalah Raymond, ayahnya yang pergi meninggalkan keluarga saat ia kecil. Disini terlihat bahwa Jack memiliki luka batin.
Jack ingin melobi seorang penulis yang terkenal saat itu, Dr. Sinja(Cliff Curtis). Sinja adalah seorang guru aliran New Age yang mengajar pengikutnya untuk mencari jawaban dalam ketenangan atau disebut silence truth.  Jack yakin sekali kalau ia dapat memperoleh kontrak dengan Sinja walau ia tak setuju dengan filosofi Sinja.
Jack mulai manuvernya. Ia datang ke tempat pemuridan Sinja dengan semangat, pura - pura ikut meditasi dan berteriak - teriak seolah ia melihat "blue pearl"  yang dicari - cari oleh murid - murid Sinja tapi mereka tidak dapat melihatnya dengan mudah. Di kantor Sinja, Jack akhirnya mulai merayu Sinja dengan kata - kata manisnya untuk memilih dia menjadi editor buku perdana Sinja. Sinja yang mulai paham tujuan Jack hanya bertanya : "Apakah kau sudah membaca bukuku?" Jack yang hanya membaca 5 lembar pertama dan 5 lembar terakhir setiap novel yang masuk hanya menjawab garis besar ajaran Sinja yang ia ketahui. Sinja tentu saja menolak dan menyarankan Jack untuk mencari ketenangan dalam hidup. Jack yang saat itu masih berjuang mendapat kontrak Sinja pura-pura bersimpati dan mengelus batang pohon yang disirami Sinja. Tak disangka pohon itu menggigit tangan Jack dan meninggalkan darah. Darah yang kemudian diserap oleh pohon itu. 

Jack pulang dan bertemu dengan istrinya (Kerry Washington) yang mengeluh bahwa mereka butuh rumah baru. Saat itu mereka masih tinggal di rumah Jack yang dengan jelas bukanlah rumah yang family friendly padahal mereka telah memiliki seorang anak. Jack tetap menolak untuk pindah dan hanya setuju untuk mengecat ulang ruang komputernya dimana istrinya mengganti popok sang anak. Argumen ini terhenti sejenak saat tiba-tiba ada guncangan hebat di rumah Jack. Ternyata pohon yang sama yang Jack pegang di tempat Sinja tiba-tiba "boom" di halaman Jack. Jack pun memegang kembali dahan pohon itu dan hal yang sama kembali terjadi. Tangan Jack terluka dan darahnya menghilang dihisap oleh pohon itu. Tukang kebun Jack menawarkan untuk menebang pohon itu, dan untunglah Jack menolaknya. 
Keesokan harinya Jack terus merasa sakit. Ia terus menerus batuk. Keadaan semakin memburuk saat Jack tahu buku Sinja hanya 5 lembar! Jack pun terkejut ketika ia pulang dan mendapati pohon itu sudah kehilangan banyak daun. Tukang kebunnya bercanda dan berkata seakan - akan pohon itu adalah Jack yang saat itu sakit. Ia kelihatan sangat pucat. Jack pun terhenyak.
Ia mendatangi Sinja. Ia kemudian mengajak Sinja untuk datang ke halaman rumahnya. Sinja paham melihat pohon itu. Pohon itu rupanya menghilang dari tempat Sinja. Sinja pun yang pertama mengetahui mengapa Jack sakit. Ternyata tiap kata yang Jack ucapkan akan membuat tiap helai daun gugur. Semakin banyak daun yang gugur berarti Jack akan semakin sakit. Hal terburuk adalah apabila semua daun gugur, berarti pohon itu mati. Jack tidak bisa menerimanya dan berusaha memukul pohon itu dengan botol, dan efeknya kepala Jack ikut sakit. 
Sinja berusaha menenangkan Jack dan berkata bahwa ia akan membantu mencari solusinya. Namun, ia harus pergi ke luar negeri selama 3 hari. Oleh karena itu, Jack harus diam dalam waktu 3 hari untuk menjaga kondisinya. Bagi Jack yang rame, diam adalah penyiksaan. Dan dimulailah penyiksaan Jack. Mulai dari istrinya, bosnya hingga kliennya tidak dapat berkomunikasi dengan Jack sama sekali. 


 Untunglah asisten Jack, Aaron (Clark Duke) masih bisa memahaminya. Namun, sang asisten yang masih naif tidak pintar mewakili Jack sehingga banyak klien yang marah dan menggagalkan kontrak-kontrak yang berharga. Oleh karena itu, Jack hanya bisa bergantung pada buku Sinja. Sayangnya saat sang bos mengetahui bahwa buku itu hanya 5 lembar, ia marah dan memecat Jack. Istri Jack pun marah saat Jack tidak bisa berjanji untuk mendampingi putranya di sekolah tiap minggu. 
Jack mulai putus asa dan lelah. Ia hampir membunuh dirinya dengan berusaha bernyanyi lagu rap. Untunglah sang asisten tidak tinggal diam. Jack pun selamat. Sejak itu, Jack berusaha tenang di rumahnya. Ia membaca buku Sinja. 
Lalu, Sinja datang dan berkata bahwa ia tak punya jawabannya. Jack pun pasrah. Ia terus membaca buku Sinja dan menyirami pohon tersebut. Jack akhirnya berusaha menyampaikan kata - kata terakhirnya pada orang - orang yang ia perhatikan. Supir valet mobilnya yang sangat ingin bukunya diapprove Jack, barista Starbuck yang suka Beatles, istri Jack, dan ibunya yang selalu mengira ia adalah Raymond. Jack hanya mengatakan 3 kata tiap bertemu mereka. 

Saat bertemu ibunya, Jack pun mengiyakan bahwa ia adalah Raymond, sang ayah. Tak dinyana, ibunya senang dan mulai berkata pada "Raymond" tentang Jack. Jack dalam pandangan ibunya sangat berbeda, ibunya melihat Jack sebagai seseorang yang terluka. Jack butuh melepaskan luka batinnya itu dan kembali pada dirinya.  Dan 3 kata terakhirnya, Jack persembahkan untuk sang ayah yang sudah dimakamkan. Jack sadar bahwa selama ini ia menyalahkan dirinya sendiri saat ayahnya pergi. Oleh karena itu Jack mengatakan " I forgive you" pada ayahnya dan kemudian ia kesakitan dan terbaring di depan makam sang ayah. Hujan turun deras dan petir menyambar. 


Tiba - tiba ponsel Jack berbunyi dan Jack mengangkatnya (ternyata ia belum mati). Asistennya mengatakan bahwa ia tidak akan percaya. Pohon itu kembali berdaun lebat bahkan berbunga indah. 
Di akhir cerita, Jack dan Sinja duduk di depan sang asisten yang berdandan seperti Sinja. Jack sedang menyerahkan buku karangannya "A Thousand Words" dan ia sangat berterima kasih pada Sinja yang membuatnya sadar akan apa yang penting dalam hidupnya. Jack pun kembali pada keluarganya dan membawa mereka ke rumah impian sang istri dimana lingkungannya sangat bagus untuk pertumbuhan anak mereka. Sayangnya, sang asisten yang kini menggantikan kedudukan Jack, bersikap sama seperti Jack yang lama. Ia pun mendapat kiriman pohon seperti di halaman Jack, hanya saja dalam ukuran yang sangat kecil. 



Favorite scene: Pas Jack ketemu ibunya sebagai "Raymond". Ibunya cerita seperti orang yang udah lama ga ketemu. Dia cerita kalo Jack sangat tampan dan sukses. Ia bangga kalo jalan bareng Jack karena banyak yang cemburu pastinya. Tapi, ia sedih karena Jack memiliki kemarahan dalam dirinya. Ia ingin Raymond minta maaf pada Jack dan mengatakan padanya bahwa bukan karena Jack-lah, Raymond pergi. 
Satu kalimat yang mengena banget tuh, "Beside, what is life without a family?" (Lagipula, apa artinya hidup tanpa sebuah keluarga?)  Satu kalimat yang langsung bikin air mata ini netes.....

Sesukses apapun kita, sehebat apapun kita, kita harus tetap kembali pada keluarga. Kesenangan duniawi (apalagi satani) hanya semu, tetapi kebahagiaan bersama orang yang kita kasihi dalam Tuhan akan kekal selamanya.


 

3 komentar:

freeprissy mengatakan...

Nice movie!

chessed.artdesign mengatakan...

keren...keep creative my sister..GBU

Prissy Melina mengatakan...

thanks, my Brother.. i'll keep writing